Hitung Turnover Karyawan

Hitung Turnover Karyawan

Karyawan yang Burnout

Dalam situasi tekanan ekonomi, perusahaan sering meminta karyawan untuk bekerja ekstra, termasuk lembur di akhir pekan atau hari libur. Ini mungkin tampak seperti sesuatu yang wajar, bahkan dipandang sebagai bentuk loyalitas dari karyawan terhadap perusahaan.

Apa itu Turnover Karyawan?

Secara sederhana, employee turnover (Bahasa Indonesia: perputaran tenaga kerja)  atau turnover karyawan adalah jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan dalam sebuah periode. Perputaran karyawan dapat diakibatkan oleh pihak perusahaan, dalam hal ini melalui pemberhentian, maupun dari pihak karyawan, melalui pengunduran diri. Selain itu, turnover pegawai juga dapat disebabkan oleh sistem. Misalnya, ketika seorang karyawan berhenti bekerja karena sudah memasuki usia pensiun.

Faktor Personal Karyawan

Faktor personal atau individu juga bisa menjadi penyebab meningkatnya turnover di sebuah perusahaan. Misalnya saja kurangnya kepuasan kerja, kapasitas skill yang dirasa tidak memadai dengan kebutuhan perusahaan dan alasan pribadi seperti akan menikah, pindah rumah atau ingin memulai bisnis sendiri juga bisa menjadi alasan seorang karyawan memutuskan keluar dari perusahaan tempatnya bekerja.

Meskipun hampir sebagian faktor individu ini tidak bisa dicegah karena berkaitan dengan masalah pribadi, namun sebagian lagi dapat dihindari dengan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi semua karyawan.

Turnover Tidak Sukarela (Involuntary Turnover)

Ini terjadi ketika perusahaan memutuskan hubungan kerja dengan karyawan, biasanya karena alasan kinerja yang buruk, pelanggaran aturan, atau pengurangan jumlah karyawan (PHK).

Apa Saja Dampak dari Turnover Karyawan?

Tingginya turnover juga bisa mengganggu stabilitas organisasi dan mempengaruhi reputasi perusahaan di pasar kerja. Beberapa dampak buruk lainnya yang juga bisa terjadi karena turnover yang tinggi antara lain:

Cara Menurunkan Tingkat Turnover Karyawan

Meskipun turnover adalah hal yang umum, perusahaan harus berupaya menjaga angkanya tetap rendah. Tingkat turnover yang tinggi dapat mengakibatkan dampak negatif. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengambil langkah-langkah untuk mengurangi turnover dan mempertahankan retensi karyawan yang potensial. Bagaimana caranya?

Menyusun Strategi Engagement Karyawan

Menyusun rencana strategi engagement adalah dengan membuat program yang prokaryawan. Misalnya membuat program kompensasi, program reward karyawan, insentif, memberikan program pelatihan skill karyawan dan juga fleksibilitas kerja terutama dalam memenuhi kebutuhan work-life balance karyawan.

Selain itu perusahaan juga harus menerapkan performance review. Hal itu berguna agar perusahaan dapat melakukan evaluasi dan juga menentukan langkah yang harus dijalankan untuk mengembangkan karyawan.

Perusahaan juga harus membuka diri dengan survei tingkat kepuasan karyawan terhadap perusahaan. Sebisa mungkin lakukan setiap bulan.

Perusahaan Lain Menawarkan Benefit yang Lebih Baik

Faktor persaingan antar perusahaan tidak hanya berkaitan dengan produk atau kualitas layanan yang ditawarkan. Pesaing bisa jadi lebih unggul ketika mereka mampu menawarkan fasilitas kerja karyawan yang lebih baik bagi karyawan mereka. Misalnya asuransi kesehatan yang lebih baik, fleksibilitas waktu kerja, atau bonus yang lebih besar.

Budaya dan Lingkungan Kerja yang Toxic

Budaya dan lingkungan kerja yang tidak sehat (termasuk rekan kerja toxic) dapat menyebabkan peningkatan turnover karyawan. Lingkungan yang tidak mendukung, kurangnya komunikasi yang efektif, konflik antar rekan kerja, serta kurangnya pengakuan dan apresiasi terhadap kontribusi karyawan dapat menyebabkan ketidakpuasan dan keengganan untuk bertahan. Akibatnya, karyawan cenderung mencari kesempatan di tempat kerja lain yang menawarkan suasana yang lebih positif dan mendukung.

Turnover Sukarela (Voluntary Turnover)

Ini terjadi ketika karyawan secara sukarela memilih untuk meninggalkan perusahaan. Alasan umum untuk turnover sukarela termasuk mencari peluang karier yang lebih baik, gaji yang lebih tinggi, ketidakpuasan dengan lingkungan kerja, atau masalah pribadi.